Kamis, 05 Agustus 2010

Sisi Lain Anak Jalanan

Pernahkan terlintas di pikiran Anda, Lebih hebat manakah kita dengan anak jalanan / pengamen? Apakah kita yang lebih hebat? Bagi Anda yang menjawab demikian Anda SALAH BESAR …tahukah apa yang membuat comment kita tersebut salah?

Mungkin bila kita melihat orang jalanan / pengamen yang selalu yang ada di benak kita adalah anak kita yang kotor, kumuh, dan nakal. Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga di balik semua itu. Anak jalanan /pengamen mempunyai suatu keistimewaan yang tidak kita miliki. Apa keistimewaannya? Tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari. walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini. Sekarang lebih hebat manakah ?kita atu anak jalanan?

Selasa, 03 Agustus 2010

Kepergian Bunda

Malam ini kangen bunda, yang telah berpulang tepatnya tgl 17 september 2005 lalu.. Bundaaa I Love U.. Aku Janji Bakal Menjadi Seseorang Yang Kau Cita-Citakan Selama ini.. Dan Tak Akan Ku Sia-Sia Kan Pengorbanan Semasa Hidupmu.. Ya Allah Bantu Aku melanjutkan Cita-Citanya..

Aku terpaku duduk terdiam
memandang sosok yang tergulai
kulihat sorot wajah yang lelah
guratan wajah yang penuh derita
aku tak bergeming....
Untuk sesaat kusentuh jemari tanganmu
dingin.....
Lidahku terasa kelu
meski ada seonggok rasa yang ingin kuungkap
bergejolak keras merobek dadaku
Bunda....
seketika kuayunkan tanganku keras
menampar seonggok daging di pipimu
mencari tanggapan yang tak ku raih
mengharapkan balasan paling parah sekalipun
Aku berdiri
menjauh......terus melangkah
Ini tak mungkin terjadi!!!!!
Aku belum siap.......
kupejamkan mata meraih ketegaran
mencoba untuk mencapai kebesaran hati
menerima.........
Tanpa kata....
aku berlari memeluk tubuh kakumu
berharap kau kembali
kuciumi wajah keriputmu
berharap kau sadar akan kasihku
berharap kau untuk kembali
Ku serukan namamu
mengandalkan kekuatan di sela asa dan harapan
berharap kau mau menyahutku
berharap kau untuk kembali
Bunda.....
aku belum tuntas
aku belum sanggup
aku belum sempurna
aku butuh dirimu
Bunda...
kembalilah
ajar aku....
ajar aku untuk menjadi sekuntum bunga
yang indah dan semerbak
yang akan menghiasi taman surga
seperti dirimu untuk selamanya.....

Penyebab Banyaknya Orang Menganggur Disebabkan Orang Itu Sendiri!!!!

Jika kita melihat ada Orang yang menganggur. Apakah Sebabnya? apakah karena sempitnya lapangan kerja? apakah Karena Kegagalan Program Pemerintah? Atau Malah Karena sikap menyalahkan kedua Sebab yang telah disebutkan itu sehingga orang itu menganggur dan malas mencari kerja? untuk lebih jelas jawabannya yookk marii kita telusuriii


Mengapa di negeri ini banyak pengangguran? ini sebuah pertanyaan yang jawabannya multitafsir. para pemegang jabatan kunci di pemerintahan menyebutkan bahawa pertumbuhan ekonomi belum mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup untuk menyerap seluruh calon tenaga kerja, yang setiap tahun jumlahnya cenderung meningkat.

kalangan LSM punya alasan lain, tak kunjung selesainya masalah pengangguran, merupakan kegagalan program-program pemerintah lewat berbagai Departemen Tenaga Kerja, Departemen Sosial dan Kementrian Koperasi dan UKM.

saya sendiri punya interpretasi berbeda. banyaknya pengangguran, disebabkan oleh keengganan para calon pekerja masuk lapangan kerja yang ada, mereka cenderung memilih-milih pekerjaan yang cocok bagi mereka. entah itu cocok dengan bidang pendidikan yang merkea tempuh. atau cocok dengan minat mereka.

coba tengok iklan lowongan pekerjaan di berbagai surat kabar. begitu banyak lowongan yang ada. sayangnya jarang yang berminat atau atas pekerjaan yang ditawarkan, karena mayoritas pekerjaan itu adalah menjadi tenaga pemasar atau marketing.

pilihan menjadi tenaga pemasar, jika mungkin, adalah pilihan terakhir. alasannya banyak, tidak berbakat, kurang pengalaman, malu, dan sebagainya. dan saya pikir, semua itu bermuara dari satu hal,GENGSI..

so, kalo mau terus jadi pengangguran, makan saja gengsimu...

kita memang bebas memilih apa saja, tapi kita tidak bisa memilih resiko pilihan yang kita ambil, mw jadi manager? jadi bawahan manager dulu. mw jadi pengusaha besar? usaha kecil-kecilan dulu. jangan pengennya langsung besar tapi kerja yang kecil-kecil saja gengsi, sehingga malah menyebabkan pengangguran. seperti jika kita ingin menangkap ikan paus, tangkaplah di samudera, bukan di selokan.

jangankan kerja, nganggur juga ada resikonya, kerja capek, nganggur juga capek. kerja bikin ngantuk, nganggur jika bikin ngantuk. coba misalkan orang yang bekerja ketiduran, dia ngomongnya "aduh, kerjanya kesiangan". masih mending, daripada yang nganggur "aduh, nganggurnya kesiangan", udah nganggur, kesiangan lagi. mana bisa sukses kalo gitu.

jika kita tidak suka dengan pekerjaan yang berada di iklan, fokuslah pekerjaan pada yang kita sukai atau hobi kita, misalkan, jika kita suka main bola, Fokus dan konsisten bermain bola setiap harinya, dan coba ikut kejuaraan sepak bola selagi sempat. Jika kita fokus, konsisten, dan mencoba hal2 yang baru dengan yang kita sukai, Insya Allah, Kesuksesan di tangan kita. Karena tidak penting seberapa banyak penghasilan dari pekerjaan kita, yang penting, seberapa besar CINTA kita terhadap pekerjaan tersebut.

yang penting, berusaha dan berdo'a kepada Allah, karena gagal itu biasa, tapi bangkit dari gagal itu baru luar biasa, tidak penting seberapa banyak kita gagal, yang penting seberapa banyak kita bangkit setelah kita gagal, orang yang menganggur adalah orang yang takut usaha dan takut gagal, padahal itu adalah kunci menuju kesuksesan. jangan nganggur, jangan gengsi, sekarang juga BEKERJA.


"Pengangguran terjadi bukan karena sempitnya lapangan kerja,
tapi karena sempitnya jiwa untuk bekerja dengan hati yang lapang."


Tujuan Hidup

Apa sih tujuan hidup kita ??
Mungkin membutuhkan waktu nyaris seumur hidup dan kehidupan setelah kita meninggal untuk menyadarinya
Banyak orang bilang hidup adalah "takdir" Jadi kita hanya DIAM saja mengikuti apa yg ditakdirkan untuk kita ? Dan menjalani hidup dengan sangat membosankan ? Serta tanpa usaha ?

Kepercayaan pada takdir bisa menjadi hal yg BAGUS atau TIDAK BEGITU BAGUS
Takdir bisa membuatmu nyaman jika menghadapi hal yg sulit ditangani
Tetapi,ini juga bisa merenggut seluruh kekuatanmu dengan cara menjauhkanmu dari "tanggung jawab"
Jadi kita harus berusaha memutuskan lebih percaya pada TAKDIR atau DIRI SENDIRI ??
Setiap hal yg kau pilih punya akibat dan tanggung jawab
Yeah terkadang lebih mudah menjadi orang lain daripada menjadi diri sendiri
Lebih mudah melihat dunia dari mata orang lain
Mata siapapun selain mata kita
Satu2nya penyesalanku dalam kehidupan ini adalah bahwa aku bukan ORANG LAIN !
Walaupun menjadi seseorang yg bukan dirimu sungguh melelahkan
Penyesalan adalah kata paling MENYEDIHKAN
KAU tidak pernah benar2 mengetahui bagaimana sesuatu akan berjalan
Kau bisa memaafkan penyesalan itu tapi tidak bisa melupakannya
Kehidupan adalah sesuatu yg acak dan membingungkan
Kehidupan adalah serangkain pilihan dan ternyata kita pintar memanipulasi diri sendiri
Selalu memastikan cara untuk mendengar apa yg ingin KITA DENGAR
Kita dikendalikan oleh keinginan,kebutuhan, harapan, dan impian
Ketika semua itu LENYAP kita turut lenyap
Kesuksesan atau kegagalan dalam kehidupan dapat diukur dengan apa yang kita tinggalkan di belakang dan apa yg kita bawa bersama kita
Beberapa orang hidup merana, dikendalikan satunya hal yg lebih kuat daripada KEMATIAN yaitu CINTA
Kita harus belajar untuk merelakan sesuatu atau seseorang
Walau aku tahu merelakan sesuatu atau seseorang,bagi siapa pun,kapan pun,bisa menjadi hal terberat untuk dilakukan
Lebih dari sekadar pemicu depresi,bagi sebagian orang, merelakan adalah pertanda kekalahan
Merelakan sama saja dengan menyerah pada segala sesuatu yg diharapkan
Tapi itu jelas2 SALAH
Kau bisa saja melakukan semua hal untuk memenuhi hasratmu,keinginanmu, dan apaun yg kau mau
Tapi pernahkah kau berpikir untuk merelakan sesuatu ?
Dan membuat sesuatu atau seseorang itu bahagia
Bisakah kau berhenti memikirkan dirimu sendiri ?
Dan mulai menjadi dunia untuk seseorang
Bisakah kau mulai menjadi dirimu sendiri ?
Karena kau tak tahu apa yg sebenarnya tersimpan dalam dirimu
Kau harus yakin..
Yeah semua yg kita lihat dan rasakan hanyalah mimpi di dalam mimpi
Ada waktu dan tempat yg tepat untuk segalanya
Dan kita jangan berhenti berharap dan bermimpi
Karena mimpi selalu jadi kenyataan,walau bukan dalam kehidupanku mungkin dalam kehidupanmu gan

You must believe and be yourself

Kumpulan Penyesalan Para Wisudawan

Judulnya lumayan menggelikan dan bikin penasaran (pasti pengen baca sampai akhir kan…? *kepedean…). Tapi saya harus kasih tau dari awal bahwa ini hanyalah keisengan belaka. Tapi meskipun iseng, saya tetap berusaha untuk realistis dan berdasarkan data dan pengalaman di lapangan :D

Pada dasarnya, empat atau lima tahun kuliah seharusnya cukup untuk beberapa hal, sekaligus. Dinamika yang ada di kampus merupakan suatu peluang yang sangat menguntungkan bagi siapa saja, terutama mahasiswa, untuk dapat mengaktualisasikan diri mereka dan mempercepat proses pematangan mereka. Kampus ibarat suatu laboratorium pengembangan diri mahasiswa yang sangat kompleks. Suatu labor yang siap untuk mereaksikan potensi-potensi yang ada dengan pereaksi-pereaksi yang sudah tersedia.

Diharapkan dengan membacakumpulan penyesalan para wisudawanini, kita bisa memanfaatkan dinamika yang ada dan waktu yang masih tersisa sebelum berhasil menamatkan perkuliahan. Berikut adalah beberapa penyesalan yang cukup populer disesalkan oleh fresh graduate dari kampus:

1. Menyesal karena IPK

Walaupun sejatinya kita kuliah bukan karena mengharapkan IPK, kondisi hari ini masih mendewakan IPK sebagai tolok ukur keberhasilan akademik seseorang dalam perkuliahan. Hal ini sepertinya adalah hal yang wajar, karena memang bukti otentik hasil perkuliahan kita ada di lembaran kertas yang kita sebuttranskrip akademik”. Meskipun demikian, sepertinya kurang fair juga ketika ada kategorisasi IPK di bawah 3 dengan IPK di atas 3, sebab sebenarnya indeks prestasi tersebut sudah punya pengkategorian yang selain mempertimbangkan score, juga mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai score tersebut, yaitu Cum Laude, Sangat Memuaskan, Me

muaskan yang dicetak tebal pada lembaran transkrip tersebut. Misalnya seseorang yang IPK-nya 3,3 ternyata menamatkan kuliahnya lebih dari 6 tahun (nah lho…?), maka ia dikategorikan lulus dengan predikat memuaskan (bukan sangat memuaskan). Namun, saat ini kita harus menyimpulkan bahwa, bagaimanapun, memiliki indeks prestasi yang lebih tinggi adalah lebih baik daripada terus mengkampanyekan bahwaIPK itu bukan segalanya”.

2. Menyesal karena tidak punya pengalaman organisasi selama kuliah

Sejauh ini, aktivitas berorganisasi masih dinilai sebagai suatu aktivitas yang menjadi tolok ukur dalam beberapa kemampuan pada seorang lulusan perguruan tinggi. Seseorang yang berpengalaman dalam berorganisasi (bahkan beberapa jenis organisasi) biasanya lebih disukai dalam seleksi pekerjaan atau aplikasi lainnya. Sarjana yang punya pengalaman berorganisasi biasanya adalah sarjana yang dinilai punya kemampuan kepemimpinan dan manajerial yang relatif lebih baik

dibandingkan dengan mereka yang tidak berorganisasi. Orang yang berorganisasi juga dinilai mampu memaksimalkan ketersediaan waktu yang sama-sama 24 jam sehari bagi setiap orang dengan kegiatan yang optimal. Dalam hal ini, ada semacam guyonan yang mengkategorikan mahasiswa menjadi 3 kelompok *silahkan didefenisikan sendiri:

  • mahasiswa kupu-kupu: kuliah pulang kuliah pulang
  • mahasiswa kura-kura: kuliah rapat kuliah rapat
  • mahasiswa kunang-kunang: kuliah nangkring kuliah nangkring

3. Menyesal karena tidak punya prestasi selama kuliah

Menjadi seorang mahasiswa berarti berada di antara

kumpulan orang-orang pintar dengan daya saing yang bervariasi. Bahkan, sebagian di antara teman-teman kita di kelas sebenarnya adalah siswa berprestasi ketika di SMA, misalnya menjuarai olimpiade bidang studi tingkat kota atau provinsi, juara story telling, lomba pidato, dan lainnya. Ternyata, kampus mempunyai peluang berprestasi yang jauh lebih banyak dengan frekuensi yang lebih tinggi. Bayangkan bahwa dalam setahun saja ada beberapa ajang prestasi yang tersedia di kampus dan siap untuk dicoba, baik tingkat kampus bahkan sampai ke tingkat nasional dan internasional, Dan mungkin masih sangat banyak jenis ajang mahasiswa berprestasi. Dari sekian banyak peluang yang ada, rasanya kita perlu sedikit bersedih jika tidak pernah punya kesempatan untuk berkompetisi menguji kemampuan diri dan daya saing. Meskipun menjadi pemenang sepertinya agak sulit dan berliku, menjadi peserta dan kontestan sepertinya sangat mudah dan terbuka peluangnya buat siapa saja.

4. Menyesal karena tidak punya banyak teman selama kuliah

Mempunyai banyak teman dan jaringan boleh jadi adalah salah satu tujuan kuliah. Mungkin tidak ada yang salah dengan hal ini, karena memang proses berteman adalah suatu hal yang penting dalam memunculkan dinamika hidup sebagai mahasiswa. Sebagai contoh, dalam hal job seeking, kita bisa mendapatkan informasi yang komprehensif dari teman sewaktu kuliah tentang suatu lowongan kerja yang sebenarnya lebih baik untuk dirahasiakan untuk memperbesar peluang. Atau mungkin boleh jadi juga sedikitnepoteismedari teman sama kuliah yang sudah terlebih dahulu mendapat pekerjaan atau bahkan punya jabatan. Hal ini hanyalah contoh kecil tentang betapa berharganya seorang teman. Bahkan dalam suatu kata mutiara, disebutkan bahwa

Teman adalah seseorang yang bersama dirinya kau bangga menjadi dirimu

Memilih teman berarti memilih masa depan. Maksudnya untuk berteman dan bersahabat, kita memang harus selektif. Namun untuk berkenalan dan ber-relasi, kita seharusnya tidak mengekang diri.

5. Menyesal karena tidak mempelajari bahasa Inggris lebih intens selama kuliah

If we see the rapid changes of our global world, we will realize that the need of English is increasing time by time. Kebutuhan akan bahasa Inggris tidak hanya untuk dunia kerja, tetapi juga untuk dunia pelajar itu sendiri. Betapa banyak buku-buku pelajaran yang semestinya bisa kita pahami, namun terhalang hanya karenabukunya belum ditranslate ke bahasa Indonesia”. Jika tidak ditindaklanjuti, penyesalan yang satu ini sepertinya akan menjadi penyesalan yang senantiasa eksis ketika mahasiswa mulai menyandang gelar alumni. Betapa tidak, kebutuhan akan kemampuan bahasa Inggris saat ini menjadi semakin tinggi dengan tingkatan yang semakin tinggi pula. Seharusnya, 4 5 tahun kuliah bisa kita optimalkan untuk belajar bahasa Inggris (walaupun 6 tahun sebelumnya di SMP dan SMA kita juga sudah mempelajari bahasa Inggris). Yang kita butuhkan adalah teman, kita butuh teman untuk belajar dan kita butuh fasilitator untuk belajar. English club adalah salah satu pilihan yang cukup diminati untuk mengatasi masalah ini.

6. Menyesal karena tidak tau banyak tentang komputer

Kuliah di program studi non-komputer dan non-teknik bukan berarti serta-merta menjadikan komputer sebagai barang haram untuk didalami. Memiliki beberapa keahlian yang berhubungan dengan komputer dinilai cukup menjanjikan baik sebagai pekerjaan maupun sebagai pekerjaan sampingan. Selain untuk orientasi kerja, komputer juga menjanjikan joy and fun sehingga banyak juga mahasiswa yang tergila-gila dengan komputer (*kalo yang sampai gila seperti ini tidak disarankan untuk dicontoh :) . Saya bahkan punya kenalan yang bertitel sarjana sastra namun bekerja di sebuah perusahaan desain konstruksi dan arsitektur karena mempunyai skill yang mumpuni dalam 3D Max yang awalnya cuma berawal dari hobi.

Disamping itu, sebenarnya komputer itu sendiri sangat berpotensi untuk mendukung akademik mahasiswa ketika mereka tau banyak tentang komputer dan pemanfaatannya untuk penunjang akademik mereka. Proses pembelajaran dapat menjadi lebih cepat atau bahkan menjadi lebih menarik dengan pemanfaatan fasilitas komputer. Atau paling tidak ketika komputer mereka sedikit bermasalah atau terinfeksi virus, mereka yang cukup care dengan komputer paling tidak akan berusaha untuk mengota-atiknya sendiri *kemudian kalo tambah parah baru diserahkan ke ahlinya.

7. Tidak punya cukup sertifikat selama kuliah

Selama kuliah, sebenarnya kita bisamengumpulkanpuluhan sertifikat seminar, training dan pelatihan yang sangat sering dilaksanakan oleh kampus. Mempunyai banyak sertifikat dinilai dapat mempromosikan pandangan orang lain terhadap kemampuan dan kepribadian seseorang. Rasanya ada perasaan yang gimanaa gitu ketika kita punya curriculum vitae yang satu halaman saja tidak cukup untuk menampung daftar seminars and trainings yang pernah diikuti. Dengan panjangnya daftar tersebut biasanya akan muncul penilaian bahwa yang bersangkutan adalah orang yang berkompeten, paham, dan care terhadap apa-apa yang dijelaskan dalam masing-masing sertifikatnya.

Fenomena ini pada dasarnya tidaklah salah. Setiap mahasiswa memang sejatinya adalah orang yang senantiasa berusaha untuk mengaktualisasikan diri mereka, dan mengikuti berbagai seminar dan pelatihan boleh jadi adalah manifestasinya. Namun hal ini menjadi agak kurang tepat ketika proses aktualisasi diri ini dilakukan dengan certificate oriented supaya mendapat sertifikat. Padahal sebenarnya sertifikat tersebut hakikatnya hanyalah bukti otentik bahwa diri kita sudah memiliki kriteria sebagaimana yang dijelaskan oleh sertifikat tersebut. Sertifikat seharusnya hanyalah bukti tertulis yang menguatkan bukti dalam diri kita bahwa kita memang punya kualifikasi tersebut. Hal ini menjadi lebih salah ketika mengikuti kegiatan dengan malas-malasan dengan hanya duduk dan diam tak karuan, yang penting hadir dan dapat sertifikat. Atau menjadi sangat salah ketika membayar biaya registrasi namun tidak mengikuti proses pelatihan kemudian meminta sertifikat kepada panitia. Nah lho

8. Penyesalan lainnya (silahkan ditambahkan)

Mudah-mudahan dengan kumpulan penyesalan ini, semakin memacu para mahasiswa yang masih sedang kuliah untuk senantiasa mengisi kekurangan-kekurangan yang ada dengan menefektifkan waktu yang masih tersisa.